Skip to main content

Warung Kolaborasi Seafood - Roti Bakar di Panglima Polim

Besok hari Kamis tanggal 21 Mei hari libur. Seharusnya bisa pulang teng-go. Tapi tidak. Why? Karena tiba-tiba barang baru masuk, dan team Saya harus pastikan di long weekend ini barang-barang tersebut sudah sampai di toko. Dengan sukses lah, Saya & Area Manager Jakarta beriringan ke Distribution Center di daerah Dadap, Cengkareng (Ya. Memang jauh). My honey harus bersabar menunggu Saya mejemputnya dari kantornya di daerah Dharmawangsa (well, dari nada bicara di telpon sih, tidak bisa dikategorikan sabar. Sorry honey). Arah ke Dadap macet, arah baliknya juga sami mawon. Untung saja, setelah keluar tol Senayan, jalanan lebih kondusif. Sebaiknya begitu. Jam sudah menunjukkan pukul 20, dan perut berteriak-teriak norak minta diisi.

My honey ingin makan sea food (Lagi!). Di dekat kantor istri, tepatnya di perempatan pertama Jl. Panglima Polim kalau dari arah Blok M, kalau belok ada warung sea food yang berkolaborasi dengan warung roti bakar. Kepitingnya enak. Kesitulah kita meluncur.

Pesan apa neh buat muasin perut yang keroncongan? My honey langsung pesan kesukaannya: Kepiting Saos Barbeque! Saya pesan Lele Bakar. Mantap! Tapi, sambil menunggu menu utama datang, kita ngemil kerang hijau rebus dulu.

Bukan warung di Jakarta namanya, kalau tidak ada selingan penyanyi jalanan. Walaupun pengamennya tidak sebanyak kalau makan di Sabang atau Menteng, tapi cukup bagus traffic-nya. Yang pertama adalah penyanyi tradisional Jawa. Lengkap dengan sinden dan pemain gamelan. Yak, totalitas cukup mengharukan. Jadi berhak dapat gopek. Yang kedua nyanyinya asal, jadi cuma dapat lambaian tangan. Nah, yang ketiga ini sebenarnya layak dapat gopek atau seceng. Karena dia bawain lagunya penuh penghayatan, plus lagu-lagu pilihannya adalah yang masuk Top 40. Seperti lagunya Seventeen dan D'Masiv. Tapi, memang bukan rejekinya, uang receh habis. Sebagai gantinya, Saya janji tampilkan mukanya di blog saya. Inilah pengamen yang beruntung tersebut:

Inilah summary score menu makan malam hari ini:

  • Kerang hijau rebus. Kesegaran: Kurang. Tidak kenyal seperti seharusnya kerang hijau segar. Ukuran: Medium mengarah kecil. Padahal poin ini yang paling menentukan Saya bakal pesan lagi atau tidak. Bumbu rebusan: Meresap. Bawang putihnya kerasa. Sambal: Good. Pedas - manis.
  • Lele Bakar. Derajat pembakaran: welldone. Memang saya lebih suka agak gosong, timbang dibakar rare (gayanya kaya makan steak aja). Ukuran lele: Remaja. Maksudnya nggak gede-gede amat, kecil juga nggak. Yah, tipikal kesukaan oom-oom lah. Final Verdict: Enak!
  • Kepiting Saos Bbq: Ukuran kepiting: Kecil (makanya Saya tidak mau makan kepiting). Tapi, menurut my Honey, ukurannya pas besarnya dan mantap rasanya! (kepitingnya, bukan punya Saya).

Yah, kalau malam-malam sedang melintas Panglima Polim - Fatmawati dan ingin makan seafood dan dessert roti bakar atau pisang keju, bisa mampir ke warung ini. Lokasinya, kalau dari arah Blok M, perempatan pertama di kanan jalan. Sebelahnya ada kantor biro perjalanan.

Updated May 22:

Berdasarkan usulan dari Mbak Eka (thanks yah), maka berikut adalah daftar harga menu makan malam kami:

  • Kerang hijau: Rp8.000
  • Kepiting Saos BBQ: Rp35.000
  • Lele Bakar: Rp10.000
  • Nasi: Rp3.000
  • Pengamen: Rp500

Popular posts from this blog

Salon Nadya Jatibening

Yang namanya cewek pasti suka nyalon, padahal ngabisin duit tuh :) Perawatan itu penting kan? Walau aku prefer karena berasa bersih dan relaks aja kalo abis nyalon. Udah setengah taun ini gue punya salon langganan, sebenernya jauh sih tapi tempatnya enak. Awal gue ke salon ini diajak temen yang dulu sering ksana trus berhubung gada barengan jadilah dia ga pernah ksana lagi. Kbayang kan rumahku di Cijantung, tu salon di Jatibening :D I called my friend 'teteh', biasanya di minggu pertama tiap bulan kita ksana, kalo ga sabtu ya minggu, maklum wanita karir :)) Dari luar salon ini kliatan biasa banget, tapi pas udah masuk area belakang.....wiiiiiihhh asik deh, suasana taman yang adem n bangunan bergaya bali bikin betah. Tenang dan sejuk, ga berasa di Jakarta (Jatibening kan Bekasi ya? :P), harganya juga bersahabat. Yang pasti kalo wiken mending book tempat dulu daripada nunggu lama. Ini area belakang salon, hijau n seger Diatas itu untuk tempat spa, Bali banget Taman luas, jadi ka

11 Tanda Anda Kecanduan Facebook

Okay, Saya akui ini sama sekali bukan posting yang original. Sudah banyak sekali yang membuat posting dengan topik ini. Walaupun, untuk blog yang di Indonesia, banyak sekali yang mengambilnya dari Kompas .  Atau cek ini: 5 tanda kecanduan FB versi Agoenk70 . Memang Facebook addict makin menggejala dimana-mana.  Tapi, boleh dong ike tambahkan versi ike (walalu ini juga comot sana comot sini :P) : 1. Kamu merasa populer bila seseorang "tag" kamu di sebuah photo. 2. Kamu nganggap "poking" termasuk jenis flirting. 3. Kamu punya temen FB yg belum pernah ketemu sama sekali. 4. Setiap habis dapat temen baru, kamu langsung cari dia di FB. 5. Kamu menganggap menyelesaikan kuis "Mirip artis siapakah Saya" lebih penting daripada mengangkat telpon dari si Boss. 6. Kamu pernah "maksa" orang untuk bergabung ke FB, hanya agar kamu bisa "friend" sama dia di FB. 7. Kamu yakin bahwa image-mu sangat tergantung dengan gambar di profilemu. 8. Kamu sudah me

LessThanThirteen Online Shop

Apakah Kamu merasa dirimu Unik? Berbeda dari yang sodara-sodaramu? Berbeda dari teman-temanmu? Apakah pilihan perilaku, pilihan alat mandi, pilihan teman-teman ataukah pilihan olah ragamu berbeda dari orang-orang kebanyakan? Masih belum yakin kamu unik atau umum? Coba cek: Apakah ketika semua teman-teman kuliah sibuk percantik halaman Friendster -nya, kamu sudah sibuk dengan Facebook ? Dan sekarang tiap bergerak 1 langkah, langsung update Twitter ? Apakah ketika ibumu memilih untuk putar " Cinta ini membunuhku "nya D'Masiv , kamu pilih dengerin " Lupa Lupa Ingat "nya Band Kuburan ? Apakah ketika orang-orang nyebrang jalan Sudirman via jembatan penyeberangan, kamu pilih lari - lompat pagar pembatas - memaki motor yang tidak mau berhenti - dan terengah-engah sampai di seberang - kemudian baru sadar kalau 640 yang ke arah Sarinah lewatnya di seberang jalan? (OK, kalau ini sih bukan unik, tapi dumb. Jangan dilakukan. Dan sangat melelahkan untuk balik lagi. Been ther